Perubahan Nilai uang dan Kurs
Nilai
uang dikatakan naik apabila dengan sejumlah uang yang tetap atau kurang akan
diperoleh barang yang sejenis lebih banyak dari pada barang yang diperoleh
semula. Sedangkan nilai uang dikatakan merosot atau turun apabila dengan
sejumlah uang yang tetap atau lebih banyak akan diperoleh barang yang sejenis
lebih sedikit dari barang yang diperoleh semula.
Faktor
yang mempengaruhi nilai uang ditinjau dari ekonomi, antara lain sebagai berikut
:
1.
Jumlah
uang di peredaran
Apabila
jumlah uang di peredaran melebihi kebutuhan masyarakat akan uang maka nilai
uang akan merosot dan terjadi inflasi. Apabila terjadi keadaan yang sebaliknya,
nilai uang naik dan terjadi deflasi.
2.
Jumlah
tabungan dan investasi
Apabila jumlah tabungan bertambah, jumlah uang di peredaran berkurang maka nilai uang akan naik. Tetapi, apabila jumlah investasi bertambah berarti jumlah uang di peredaran juga bertambah. Jika investasi belum menghasilkan barang, bertambahnya jumlah uang di peredaran akan mengakibatkan nilai uang merosot atau turun.
Apabila jumlah tabungan bertambah, jumlah uang di peredaran berkurang maka nilai uang akan naik. Tetapi, apabila jumlah investasi bertambah berarti jumlah uang di peredaran juga bertambah. Jika investasi belum menghasilkan barang, bertambahnya jumlah uang di peredaran akan mengakibatkan nilai uang merosot atau turun.
3.
Jumlah
ekspor dan impor
Apabila jumlah ekspor meningkat (misalnya ekspor ke AS) maka penerimaan dolar AS bertambah. Dolar tersebut pasti akan diturunkan dengan rupiah, berarti penawaran dolar bertambah maka nilai dolar menurun. Sebaliknya permintaaan rupiah untuk membeli dolar bertambah maka nilai rupiah naik. Apabila jumlah impor meningkat (misalnya impor dari jepang) dan untuk membayar dibutuhkan yen. Hal ini berarti permintaaan akan yen bertambah maka nilai yen naik. Penawaran rupiah bertambah karena akan ditukarkan dengan yen, berarti nilai rupiah menurun.
Apabila jumlah ekspor meningkat (misalnya ekspor ke AS) maka penerimaan dolar AS bertambah. Dolar tersebut pasti akan diturunkan dengan rupiah, berarti penawaran dolar bertambah maka nilai dolar menurun. Sebaliknya permintaaan rupiah untuk membeli dolar bertambah maka nilai rupiah naik. Apabila jumlah impor meningkat (misalnya impor dari jepang) dan untuk membayar dibutuhkan yen. Hal ini berarti permintaaan akan yen bertambah maka nilai yen naik. Penawaran rupiah bertambah karena akan ditukarkan dengan yen, berarti nilai rupiah menurun.
4.
Anggaran
pendapatan dan belanja negara
Anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) memuat penerimaan dan pengeluaran negara. Penerimaan uang dan pengeluaran uang oleh pemerintah akan berpengaruh terhadap jumlah uang di peredaran. Hal ini berarti akan mempengaruhi nilai uang.
Anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) memuat penerimaan dan pengeluaran negara. Penerimaan uang dan pengeluaran uang oleh pemerintah akan berpengaruh terhadap jumlah uang di peredaran. Hal ini berarti akan mempengaruhi nilai uang.
Kurs adalah nilai suatu mata uang relatif
terhadap mata uang lainnya. Mata uang suatu negara merupakan cerminan kondisi
ekonomi suatu negara. Apabila perekonomian suatu negara membaik, maka mata uang
negara tersebut akan menguat terhadap mata uang negara lain. Jika suatu negara
menetapkan kurs mata uangnya terhadap mata uang lain, maka perubahan kurs tidak
lagi terjadi melalui mekanisme pasar.
Pada sistem kurs bebas, apabila mata uang
menguat disebut denganapresiasi dan jika mata uang melemah disebut depresiasi.
Sedangkan pada sistem kurs tetap, apabila mata uang menguat disebut revaluasi dan
jika mata uang melemah disebut devaluasi.
Faktor apa saja yang mempengaruhi kurs suatu
mata uang bisa lemah dan bisa kuat ?
1. Tingkat inflasi
Dalam pasar valuta asing, perdagangan
internasional baik dalam bentuk barang atau jasa menjadi dasar yang utama dalam
pasar valuta asing, sehingga perubahan harga dalam negeri yang relatif terhadap
harga luar negeri dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi pergerakan kurs
valuta asing.
2. Aktifitas neraca pembayaran
Neraca pembayaran secara langsung
mempengaruhi nilai tukar. Dengan demikian, neraca pembayaran aktif meningkatkan
mata uang nasional dengan meningkatnya permintaan dari debitur asing. Saldo
pembayaran yang pasif menyebabkan kecenderungan penurunan nilai tukar mata uang
nasional sebagai seorang debitur dalam negeri mencoba untuk menjual semuanya
menggunakan mata uang asing untuk membayar kembali kewajiban eksternal mereka.
Ukuran dampak neraca pembayaran pada nilai tukar ditentukan oleh tingkat keterbukaan
ekonomi
3. Perbedaan suku bunga di berbagai negara
Perubahan tingkat suku bunga di suatu negara
akan mempengaruhi arus modal internasional. Pada prinsipnya, kenaikan suku
bunga akan merangsang masuknya modal asing. Itulah sebabnya di negara dengan
modal lebih tinggi tingkat suku bunga masuk, permintaan untuk meningkatkan mata
uang, dan itu menjadi mahal. Pergerakan modal, terutama spekulatif “uang panas”
meningkatkan ketidakstabilan neraca pembayaran. Suku bunga mempengaruhi
operasi pasar valuta asing dan pasar uang. Ketika melakukan transaksi, bank
akan mempertimbangkan perbedaan suku bunga di pasar modal nasional dan global
dengan pandangan yang berasal dari laba. Mereka lebih memilih untuk mendapatkan
pinjaman lebih murah di pasar uang asing, dimana tingkat lebih rendah, dan
tempat mata uang asing di pasar kredit domestik, jika tingkat bunga yang lebih
tinggi. Di sisi lain, kenaikan nominal suku bunga di suatu negara menurunkan
permintaan untuk mata uang domestik sebagai tanda terima kredit yang mahal
untuk bisnis. Dalam hal mengambil pinjaman, pengusaha meningkatkan biaya produk
mereka yang, pada gilirannya, menyebabkan tingginya harga barang dalam negeri.
Hal ini relatif mengurangi nilai mata uang nasional terhadap satu negara
4. Tingkat pendapatan relatif
Faktor lain yang mempengaruhi permintaan dan
penawaran dalam pasar mata uang asing adalah laju pertumbuhan pendapatan
terhadap harga-harga luar negeri. Laju pertumbuhan pendapatan dalam negeri
diperkirakan akan melemahkan kurs mata uang asing. Sedangkan pendapatan riil
dalam negeri akan meningkatkan permintaan valuta asing relatif dibandingkan
dengan supply yang tersedia.
5. Kontrol pemerintah
Kebijakan pemerintah bisa mempengaruhi
keseimbangan nilai tukar dalam berbagai hal termasuk :
a. Usaha untuk menghindari hambatan nilai
tukar valuta asing.
b. Usaha untuk menghindari hambatan perdagangan luar negeri.
c. Melakukan intervensi di pasar uang yaitu dengan menjual dan membeli mata uang.
Alasan pemerintah untuk melakukan intervensi di pasar uang adalah :
a. Untuk memperlancar perubahan dari nilai tukar uang domestik yang bersangkutan.
b. Untuk membuat kondisi nilai tukar domestik di dalam batas-batas yang ditentukan.
c. Tanggapan atas gangguan yang bersifat sementara.
d. Berpengaruh terhadap variabel makro seperti inflasi, tingkat suku bunga dan tingkat pendapatan
b. Usaha untuk menghindari hambatan perdagangan luar negeri.
c. Melakukan intervensi di pasar uang yaitu dengan menjual dan membeli mata uang.
Alasan pemerintah untuk melakukan intervensi di pasar uang adalah :
a. Untuk memperlancar perubahan dari nilai tukar uang domestik yang bersangkutan.
b. Untuk membuat kondisi nilai tukar domestik di dalam batas-batas yang ditentukan.
c. Tanggapan atas gangguan yang bersifat sementara.
d. Berpengaruh terhadap variabel makro seperti inflasi, tingkat suku bunga dan tingkat pendapatan
6. Ekspektasi
Faktor terakhir yang mempengaruhi nilai tukar
valuta asing adalah ekspektasi nilai tukar di masa depan. Sama seperti pasar
keuangan yang lain, pasar valas bereaksi cepat terhadap setiap berita yang
memiliki dampak ke depan.
Banyak faktor yang bisa menyebabkan
terjadinya perubahan kurs. Faktor-faktor tersebut di antaranya adalah:
1. Sistem Kurs yang Dianut
Ada tiga macam sistem kurs, yaitu sistem kurs
bebas, sistem kurs tetap dan sistem kurs mengambang terkendali. Sistem kurs
yang dianut suatu negara sangat mempengaruhi cepat lambatnya perubahan kurs.
Pada sistem kurs bebas, kurs sangat mudah berubah. Pada sistem kurs tetap, kurs
tidak pernah berubah (kecuali diinginkan oleh pemerintah). Pada sistem kurs
mengambang terkendali, perubahan kurs bisa dikendalikan pemerintah.
2.
Selera (Cita Rasa) Masyarakat
Selera masyarakat yang meningkat pada produk
suatu negara, membuat permintaan terhadap produk negara tersebut juga
meningkat. Peningkatan permintaan terhadap produk negara tersebut, tentu akan
diikuti oleh peningkatan permintaan terhadap mata uang negara tersebut (untuk
membayar impor). Sehingga, nilai tukar mata uang negara tersebut juga akan
meningkat. Itu berarti, bila masyarakat Indonesia sangat menyukai produk-produk
Amerika maka pada akhirnya akan menaikkan nilai tukar dolar Amerika.
3.
Keadaan Neraca Pembayaran
Apabila neraca pembayaran Indonesia mengalami
surplus (lebih), itu berarti telah terjadi kelebihan permintaan terhadap
rupiah. Permintaan yang lebih terhadap rupiah akan menyebabkan nilai tukar
rupiah mengalami kenaikan sehingga terjadilah perubahan kurs.
4.
Adanya Kebijakan Devaluasi dan Revaluasi
Adanya kebijakan devaluasi dan revaluasi yang
dilakukan pemerintah bisa menyebabkan terjadinya perubahan kurs. Karena, yang
dimaksud dengan devaluasi adalah kebijakan pemerintah melalui bank sentral
untuk menurunkan nilai mata uang dalam negeri (rupiah) terhadap mata uang asing
dengan tujuan meningkatkan ekspor. Sedangkan revaluasi adalah kebijakan
pemerintah melalui bank sentral untuk menaikkan nilai mata uang dalam negeri
(rupiah) terhadap mata uang asing karena keadaan ekonomi sudah
memungkinkan.
5.
Keadaan Kurs Antarnegara Maju
Jika kurs di negara-negara maju mengalami
perubahan, maka perubahan tersebut akan berpengaruh terhadap kurs negara-negara
berkembang seperti Indonesia. Mengapa demikian? Karena, negara-negara maju
memiliki pengaruh kuat terhadap perekonomian negara berkembang. Negara-negara
maju umumnya bertindak sebagai pemberi pinjaman kepada negara-negara
berkembang, sehingga bila kurs antar negara maju berubah maka perubahan
tersebut akan berpengaruh terhadap kurs negara berkembang sebagai penerima
pinjaman. Agar lebih jelas, bacalah sekilas info berikut.
6.
Kekuatan Permintaan dan Penawaran
Pada umumnya,
perubahan kurs disebabkan oleh perubahan kekuatan permintaan dan penawaran
terhadap suatu mata uang. Bila permintaan terhadap suatu mata uang bertambah,
sedang penawarannya tetap, maka nilai tukar (kurs) mata uang tersebut akan
meningkat. Sebaliknya bila permintaan terhadap suatu mata uang berkurang,
sedangkan penawarannya tetap maka nilai tukar (kurs) mata uang tersebut akan
menurun.
Disamping tingkat inflasi dan suku bunga,
nilai tukar mata uang sering digunakan untuk mengukur level perekonomian suatu
negara. Nilai tukar mata uang memegang peranan penting dalam perdagangan antar
negara, dimana hampir sebagian besar negara-negara di dunia saat ini terlibat
dalam aktivitas ekonomi pasar bebas. Bagi perusahaan investasi dan investor
mancanegara, nilai tukar mata uang akan berdampak pada return dan
portofolio investasinya
Sumber
:
http://zhaqierezpect.blogspot.com/2012/01/kurs-nilai-tukar-mata-uang-rupiah.html http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2011/12/17/malu-aku-punya-rupiah-420239.html
http://afghanaus.com/nilai-uang/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar