Minggu, 01 Juni 2014

Jumlah uang beredar, Teori penawaran uang modern, Teori penawaran uang tanpa bank, dan Multiplier money

JUMLAH UANG BEREDAR


Menurut Iskandar putong (2007) uang beredar adalah keseluruhan jumlah uang yang dikeluarkan secara resmi baik oleh bank sentral berupa uang kartal, maupun uang giral dan uang kuasi (tabungan, valas, deposito).

Menurut Sadono Sukirno "uang beredar adalah semua jenis uang yang berada di perekonomian, yaitu adalah jumlah dari mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral dalam bank-bank umum."(1998).

Terdiri dari tiga pelaku; bank sentral, bank umum dan sektor swasta domestik. Interaksi terjadi antara penawaran uang oleh sistem moneter dan permintaan uang oleh sektor swasta domestik. 

Jenis-Jenis Uang Beredar di Indonesia terdiri dari :
·   Uang beredar dalam arti sempit (M1) yaitu kewajiban sistem moneter (bank sentral dan bank umum) terhadap sektor swasta domestik  atau penduduk meliputi uang kartal (C : Uang kertas dan uang logam dan uang giral (D : Uang Bank yaitu deposito yang disimpan dalam bank-bank umum, dan dapat dikeluarkan dengan menggunakan cek, giro, atau surat perintah lainya). Uang kartal dan uang giral atau Narrow Money yang memiliki sifat dapat dipakai sebagai alat pembayaran sewaktu-waktu atau setiap saat bila diinginkan, tidak terikat waktu dalam pemakaiannya. M1 inilah yg disebut dengan uang beredar.

M1 = C + D
                    Dimana:
        C         = Currency (uang kartal: kertas dan logam)
D         = Demand Deposits (uang giral: rekening koran/giro)

Pengertian uang beredar dalam arti lebih luas (Broad Money) adalah M1 ditambah dengan deposito berjangka dan tabungan milik masyarakat pada bank-bank.

·      Uang beredar dalam arti luas (M2) disebut juga Likuiditas Perekonomian yaitu kewajiban sistem moneter terhadap sektor swasta domestik meliputi M1 ditambah uang kuasi (QM)
Mekanisme Penciptaan Uang. Uang kuasi yang terdiri atas deposito berjangka tabungan, valuta asing milik swasta domestik, simpanan berjangka lain yang jangkanya lebih pendek termasuk rekening pasar uang dari pinjaman semalam antar bank (bank overweight). Uang kuasa ini adalah jenis uang yang tidak dapat dipakai setiap saat dalam pembayaran karena keterikatan waktu.

M2 = M1 + TD + SD
                  Dimana:
TD       = Time deposits (deposito berjangka)
SD       = Savings Deposits (Saldo Tabungan)

·      Definisi uang beredar yang lebih luas lagi adalah M3 yang mencakup semua TD dan SD, besar kecil, rupiah atau  dollar milik penduduk pada bank atau lembaga keuangan non bank (uang kuasa)

M3 = M1 + QM
Dimana:
            QM      = uang kuasa


Jumlah uang beredar (JUB) yaitu M1 (uang dalam arti sempit) yang terdiri dari uang kartal dan uang giral, dan M2 (uang dalam arti luas) yang terdiri dari M1 ditambah uang kuasi (Nilawati dalam Lily Prayitno dkk, 2002).

Jumlah uang yang tersedia disebut suplai uang (Money Supply). Dalam perekonomian yang menggunakan uang komoditas suplai uang adalah jumlah dari komoditas itu. Dalam perekonomian yang menggunakan uang atas unjuk, seperti sebagian perekonomian dewasa ini, pemerintah mengendalikan money supply: peraturan resmi memberi pemerintah hak untuk memonopoli pencetakan uang. Tingkat pengenaan pajak (taxation) dan tingkat pembelian pemerintah merupakan instrumen kebijakan pemerintah, begitu pula suplai uang kontrol atas suplai yang disebut kebijakan moneter (Moneter Policy) (Mankiw; 2000).
Laju pertumbuhan uang beredar (M1) dalam indikator perekonomian indonesia sering dikaitkan dengan tingkat inflasi. hubungan antara keduanya biasaanya bersifat positif/searah. Semakin tinggi laju pertumbuhan M1.

Selanjutnya posisi uang kartal dan uang giral dalam uang beredar dimaksudkan untuk melihat bagaimana perkembangan peranan uang kartal dan uang giral terhadap uang beredar. Dalam perekonimoan yang semakin maju terutama dalam hal lalulintas moneter, posisi uang giral semakin lebih besar dari pada uang kartal, Masyarakat dikota-kota besar akan cenderung menggunakan uang giral sebagai alat tukar atau alat bayar. untuk menentukan posisi uang giral dan uang kartal dapat digunakan rumus : PUk = Uk/M1 x 100%
(menunjukan posisi uang kartal), PU g = Ug/M1 x 100% (menunjukan posisi uang giral).
Pengertian lain tentang uang yang perlu dipahami adalah uang primer, yaitu uang yang diartikan sebagai uang yang diedarkan pemerintah yang dipegang oleh masyarakat dan bank-bank. Uang primer ini meliputi uang yg dipegang masyarakat sebagai alat bayar sehari-hari (uang kartal) dan uang serap yang dimiliki bank (uang tunai dibank dan deposito dibank sentral .

Rasio atau posisi uang beredar (M1) dan rasio atau posisi uang kuasi terhadap likuiditas perekonomian (M2) merupakan indikator permintaan masyarakat (aggregate demmand) terhadap barang dan jasa yang disediakan dipasar. Jika semakin rendah rasio M1 terhadap M2, dilain pihak semakin tinggi rasio uang kuasi terhadap M2 berarti permintaan masyarakat melemah sehingga inflasi akan cenderung turun dan sebaliknya.

Perubahan jumlah uang beredar (bertambah atau berkurang) dapat mempengaruhi aktivitas ekonomi dan keadaan perekonomian secara keseluruhan. Faktor-faktor yang menyebabkan  perubahan jumlah uang beredar adalah :
a.       aktiva luar negeri besih
b.      tagihan bersih pada pemerintah pusa
c.       tagihan pada lembaga/badan dan perusahaan-perusahaan Negara
d.      rekening khusus
e.       tagihan pada perusahaan dan perorangan
f.       simpanan berjangka dan tabungan dan faktor lainya bersih.

Sedangkan menurut Madura (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar Rupiah ada 4 yaitu:
1.         Perbedaan tingkat inflasi (harga-harga umum) antara kedua negara.
Perubahan pada tingkat inflasi relatif dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan internasional, yang akan mempengaruhi permintaan dan penawaran suatu mata uang dan karenanya mempengaruhi nilai tukar (kurs).
2.         Perbedaan tingkat suku bunga antara kedua negara.
Perubahan pada tingkat suku bunga relatif akan mempengaruhi investasi pada sekuritas asing, yang akan mempengaruhi permintaan dan penawaran akan mata uang dan karenanya mempengaruhi nilai tukar (Madura (2009).
3.         Tingkat pendapatan relative
Tingkat pendapatan akan mempengaruhi jumlah permintaan barang impor, maka pendapatan akan mempengaruhi kurs mata uang.
4.         Pengendalian Pemerintah
5.         Pemerintah dapat mempengaruhi kurs keseimbangan dengan berbagai cara termasuk dengan :
-       mengenakan batasan atas pertukaran mata uang asing
-        mengenakan batasan atas perdagangan asing
-       mencampuri mata uang asing (dengan membeli atau menjual mata uang)
-       mempengaruhi variabel-variabel makro seperti inflasi,suku bunga, dan pendapatan (Madura (2009)


Sumber :





TEORI PENAWARAN UANG MODERN


Dalam perekonomian modern digunakan sistem standart kertas dan sebagai sumber terciptanya uang beredar adalah otorita moneter (pemerintah dan bank sentral) dan lembaga keuangan. Otoritsa moneter sebagai sumber penawaran uang inti dan lembaga keuangan sebagai sumber penawaran uang sekunder. Jumlah uang beredar merupakan proses pasar, artinya hasil interaksi anatara permintaan dan penawaran, dan bukan ahanya pencetakan uang atau merupakan keputusan pemerintah saja. Apabila suatu waktu permintaan uang inti tidak sesuai dengan penawaran uang inti, maka para pelaku dalam pasar uang masing-masing akan melakukan “penyesuaian” berupa tindakan-tindakan (mengubah struktur/komposisi dari kekayaan) di sub-pasar uang inti sehingga terjadi keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Demikian juga jika terjadi ketidakseimbangan di pasar uang sekunder. Kedua sub-pasar ini harus mencapai keseimbangan secara bersama-sama.
Sebagai contoh, ketika pasar dalam posisi keseimbangan, pemerintah penambah penawaran uang inti kepada masyarakat (ada kenaikan gaji pegawai).Tambahan uang inti akan diterima masyarakat sebagai tambahan uang tunai (kartal). Hal ini dapat mengganggu keseimbangan karena masyarakat akan merasa terlalu banyak memegang uang tunai.
Misalkan tindakan penyesuaian yang dilakukan masyarakat adalah dengan menyimpan kelebihan tersebut dalam rekening giro, maka berarti bahwa cadangan bank menjadi lebih besar.
Bank pada gilirannya merasa kelebihan cadangan (uang tunai), dan bank mungkin akan menanamkan kelebihan cadangan tersebut dengan membeli SBI. Dalam transaksi tersebut, bank menerima SBI dan BI menerima uang tunai. Jadi, tmbahan uang inti oleh pemerintah, kembali ke BI sebagai otorita moneter. Uang kartal yang dipegang masyarakat tetap, tetapi ada tambahan uang giral, sehingga M1 bertambah.

Dalam dunia pertukaran modern, para produsen emas tidak mempunyai peranan moneter lagi karena dalam system standar uang kertas, sumber dari terciptanya uang beredar adalah otoritas moneter ( Pemerintah , Bank Sentral ( supplier uang inti) dan Lembaga keuangan/ perbankan (supplier uang sekunder) ). Pasar uang itu terdiri dari 2 sub-pasar  yaitu sub-pasar uang primer dan sub-pasar uang sekunder. Masing-masing mempunyai permintaan dan penawarannya, namun kedua sub tersebut sangat erat berhubungan satu sama lain. Sub-pasar uang primer bersifat lebih fundamental karena uang sekunder (giral) hanya bisa tumbuh karena ada uang primer. Uang sekunder (giral) diciptakan oleh bank berdasarkan atas uang primer yang dipegang bank (cadangan bank). Tanpa ada uang primer tersebut tidak akan bisa diciptakan uang Sekunder. Jadi kedua sub-pasar tersebut bisa dibedakan secara konsepsi tetapi jelas kiranya bahwa dalam kenyataan keduanya tidak terpisahkan satu sama lain.
Karena ke dua sub-pasar tersebut sangat erat terkait satu sama lain, maka para pelaku tersebut baru berhenti melakukan tindakan-tindakan penyesuaian hanya apabila permintĂ an dan penawaran di masing-masing sub-pasar mencapai keseimbangan secara bersarna-sama (simultan). Apabila pada suatu saat, katakan, sub-pasar uang inti mencapai ke seimbangan tetapi sub-pasar uang sekunder belum, maka keseimbangan yang sebenarnya belum tercapai. Di sub-pasar uang sekunder akan terjadi tindakan-tindakan penyesuaian yang mempengaruhi permintaan dan penawarannya. Perubahan pada permintaan dan penawaran uang sekunder (giral) pasti akan mempengaruhi permintaan dan penawaran uang inti. Jadi, sub-pasar uang inti yang tadinya sudah seimbang menjadi tidak seimbang, dan tentu kemudian akan ada tindakan-tindakan penyesuaian di sub-pasar ini. Proses penyesuaian ini akan terus terjadi (di kedua sub-pasar tersebut) sampai kedua sub pasar tersebut mencapai keseimbangan secara bersama-sama (simultan). Baru apabila keadaan ini tercapai, maka pasar uang secara keseluruhan mencapai keseimbangan yang sesungguhnya (equilibrium ).
1.      Pengertian Jumlah Uang Beredar Zaman Klasik
Sebagian ekonomi klasik mengartikan uang beredar sebagai uang kertas dan logam yang ada ditangan masyarakat karena hanya uang inilah yang benar-benar meupakan daya beli yang langsung digunakan atau dibelanjakan serta memengaruhi harga barang-barang
2.      Pengertian Jumlah Uang Beredar Ketika Peranan Bank Makin Berkembang
Pengertian jumlah uang beredar ketika peranan bank makin berkembang dibagi menajdi tiga, yaitu :
a.       Dalam Arti Sempit
Jumlah uang yang beredar merupakan seluruh uang kartal (uang tunai) yang dipegang masyarakat dan uang giral yang dimiliki perseorangan pada bank-bank umum.
b.      Dalam Arti Luas
Jumlah uang yang beredar merupakan uang beredar selain uang kartal dan giro yang dipegang masayarakat , juga termasuk deposito berjangka dan tabungan masyarakat (uang kuasi), karena tabungan dan deposito berjangka ini dapat diubah menjadi uang tunai sama dengan uang kartal, bahkan pada perekonomian yang makin banyak transaksi yang dilakukan melalui bank.
c.       Dalam Arti Paling Luas
Jumlah uang yang beredarjuga termasuk uang yang disimpan di lembaga keuangan lain bukan bank (bukan bank umum dan bank tabungan) asalakan memenuhi syarat sebagai uang, yaitu harganya tetap dan dapat diterima masyarakat secara umum (misalkan lembaga pembiayaan, ansuransi, dan pegadaian).


Sumber :






TEORI PENAWARAN UANG TANPA BANK


Teori ini menganggap seakan-akan perbankan tidak ada, kalaupun ada tidak mempunyai pengaruh terhadap proses penciptaan uang. Teori ini adalah gambaran ketika perekonomian masih menggunakan emas sebagai alat pembayaran& belum ada system perbankan yang mempengaruhi penggunaan alat tukar tersebut. Jumlah alat tukar ini (peredaran dan proses penawaran nya) di masyarakat berubah ubah sesuai dengan tersedianya emas di masyarakat. Ciri penawaran uang pada teori ini, yaitu harga emas bisa naik dan turun, uang beredar secara otomatis atau berdasarkan mekanisme pasar, dan tanpa campur tangan pemerintah.
Jumlah uang (emas) dapat turun apabila emas dikirim ke luar negeri untuk menutup defisit neraca pembayaran (impor), industri-industri yang menggunakan emas dalam proses produksinya menyedot emas yang ada. Juang beredar (emas) naik apabila ada surplus neraca pembayaran atau karena produksi emas meningkat.
Uang beredar benar-benar ditentukan oleh proses pasar, sedangkan pemerintah, bank sentral atau perbankan tidak mempunyai pengaruh terhadap besarnya uang beredar. Contoh sederhana : suatu perekonomian tertutup yang menggunakan emas untuk alat pembayarannya. Dalam hal ini uang hanya akan bertambah apabila orang memproduksi emas. Sedangkan produsen emas akan memproduksi emas hanya apabila menguntungkan, yaitu apabila harga emas di pasaran lebih tinggi daripada biaya produksinya.

Ciri penawaran/Supplay emas pada zaman tersebut :
·      Jumlah emas/alat tukar yang beredar ber ubah ubah ( bisa turun atau naik).
·      Jumlah emas turun apabila terjadi difisit neraca pembayaran luar negeri untuk pembayaran barang (dikirim keluar karena impor > ekspor ).
·   Terjadi perubahan jumlah emas ini juga bisa dikarenakan adanya peningkatan penggunaan emas untuk produksi lain ( perhiasan ).
·    Jumlah Emas juga akan naik jika terjadi surplus pembayaran luar negeri atau ditemukan tambang emas baru )
·     Uang beredar benar benar ditentukan secara otomatis oleh proses pasar diatas ( tidak ada campur tangan pemerintah/otoritas moneter yang melakukan kebijakan moneter )
·    Penambahan produksi emas ( di tambang dan di murnikan ) oleh produsen emas mengikuti hukum perilaku produsen/penawaran (mengikuti permintaan dan harga emas tersebut ) jika harga emas tinggi dibandingkan barang yang dipertukarkan maka produksi emas akan tinggi, namun kemudian jika suplay emas berlebih harga emas akan turun dan suplay nya akan berkurang )
·   Teory penawaran uang ( system emas ) belum berkembang dan masih dalam bentuk yang sederhana, karena tidak banyak memerlukan campur tangan untuk mempengaruhi jumlahnya


Sumber :





MULTIPLIER MONEY


1.   Untuk Uang Chartal
Pelipat/ angka pengganda uang biasanya nilainya lebih besar dari 1.

M1 =          1               B
c + r(1 – c)

dimana :
c      = C / M
C     = uang kartal yang dipegang oleh masyarakat umum di luar bank-bank
M    = Jumlah Uang Beredar
r      = R / D
R     = reserve bank
D     = uang giral yang diciptakan oleh bank – bank umum
B     = uang inti

2.   Untuk Uang  Giral
Multiplier juga digunakan untuk defenisi uang secara luas, yakni mencakup deposito berjangka atau time deposit (T). Perbedaan dari kedua multiplier (multiplier sederhana / kartal dan uang secara luas / giral) adalah adanya variabel t dan r2.

M1 = M + T = C + D + T

multiplier uangnya adalah :
M1 =          1    +    t           B
c + r1  (1 – c) + r2 t

dimana :
t        = T / M (ditentukan oleh perilaku masyarakat dalam hal berapa besar dari kekeyaannya akan dipegang dalam bentuk deposito berjangka (time deposit). Tingkat bunga yang diperoleh dari deposito berjangka dan tingkat inflasi akan mempengaruhi.Tingkat inflasi merupakan kerugian yang harus ditanggung oleh pemegang asset finansial termasuk deposito dan uang tunai)
T       = Time Deposit
M      = Jumlah Uang Beredar
r1      = reserve yang dipegang bank untuk menjamin (rekening Koran)
r2      = reserve yang dipegang atau ditentukan oleh perilaku bank untuk deposito berjangka (Dipengaruhi juga oleh faktor-faktor seperti tingkat bunga pinjaman bank, tingkat inflasi, cash ratio yang ditentukan oleh bank sental untuk deposito berjangka)
c       = C / M
C      = uang kartal yang dipegang oleh masyarakat umum di luar bank-bank
B      = uang inti

  
Sumber :









Tidak ada komentar:

Posting Komentar