Sabtu, 07 Juni 2014

Aplikasi Siklus Pendapatan dan Pengeluaran

1.      Aktivitas bisnis dan batasan siklus pendapatan dan pengeluaran
Proses bisnis adalah suatu kumpulan aktivitas atau pekerjaan terstruktur yang saling terkait untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu atau yang menghasilkan produk atau layanan (demi meraih tujuan tertentu). Suatu proses bisnis dapat dipecah menjadi beberapa subproses yang masing-masing memiliki atribut sendiri tapi juga berkontribusi untuk mencapai tujuan dari superprosesnya. Analisis proses bisnis umumnya melibatkan pemetaan proses dan subproses di dalamnya hingga tingkatan aktivitas atau kegiatan.

2.      Karakteristik proses bisnis
Beberapa karakteristik umum yang dianggap harus dimiliki suatu proses bisnis adalah:
a.    Definitif: Suatu proses bisnis harus memiliki batasan, masukan, serta keluaran yang jelas.
b.   Urutan: Suatu proses bisnis harus terdiri dari aktivitas yang berurut sesuai waktu dan ruang.
c.    Pelanggan: Suatu proses bisnis harus mempunyai penerima hasil proses.
d.   Nilai tambah: Transformasi yang terjadi dalam proses harus memberikan nilai tambah pada penerima.
e. Keterkaitan: Suatu proses tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus terkait dalam suatu struktur organisasi.
f.    Fungsi silang: Suatu proses umumnya, walaupun tidak harus, mencakup beberapa fungsi.
Sering kali pemilik proses, yaitu orang yang bertanggung jawab terhadap kinerja dan pengembangan berkesinambungan dari proses, juga dianggap sebagai suatu karakteristik proses bisnis.

3.      Tipe proses bisnis
Terdapat tiga jenis proses bisnis:
a.    Proses manajemen, yakni proses yang mengendalikan operasional dari sebuah sistem. Contohnya semisal Manajemen Strategis
b.   Proses operasional, yakni proses yang meliputi bisnis inti dan menciptakan aliran nilai utama. Contohnya semisal proses pembelian, manufaktur, pengiklanan dan pemasaran, dan penjualan.
c.    Proses pendukung, yang mendukung proses inti. Contohnya semisal akunting, rekruitmen, pusat bantuan.



Aplikasi-aplikasi siklus pendapatan dan pengeluaran

Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan-penjualan tersebut.
Empat aktivitas dasar bisnis yang dilakukan dalam siklus pendapatan
1.   Entri pesanan penjualan
Proses entri pesanan penjualan mencakup tiga tahap:
- Mengambil pesanan dari pelanggan
- Memeriksa dan menyetujui kredit pelanggan
- Memeriksa ketersediaan persediaan
2.  Pengiriman
Aktivitas dasar kedua dalam siklus pendapatan adalah memenuhi pesanan pelanggan dan mengirimkan barang dagangan yang diinginkan tersebut, proses ini terdiri dari dua tahap:
- Mengambil dan mengepak pesanan
- Mengirim pesanan tersebut

3. Penagihan dan Piutang Usaha
Aktivitas dasar ketiga dalam siklus pendapatan, melibatkan:
- Penagihan ke para pelanggan
- Memelihara data piutang usaha
4. Penagihan Kas
Langkah keempat (terakhir) dalam siklus pendapatan adalah penagihan kas, melibatkan:
- Menangani kiriman uang pelanggan
- Menyimpannya ke bank

Diagram Aliran Data Siklus Pendapatan
Diagram aliran data pada pemrosesan order penjualan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisn3a5TKtL-kQhSFp5sYX7UXkDfy0RTOjKrQM5Q-wEs_3sOrHLHClIbD9ohlbadZ0uXMvI6opRipOnw8eafvvdmHQz-x-9O-ZjWi10JV960FC4bCrfX25TXVneNW6wMfTzPmNxmCS6ynU/s320/pendapatan.JPG


1. Order
2. Order Penjualan
3. Order Penj. di ACC
4. Order Pengiriman
5. Slip Pengepakan
6. Memo Penagihan
7. Nota Pengiriman
8 . Pengiriman
9 . Nota Pengiriman
10. Faktur
11. Memo Pemindahbuku
12. Voucher Jurnal
13. Pengendalian Total

KET.
PD = Piutang Dagang
BB = Buku Besar
PNGHN = Penagihan
OP = Order Penjualan
PGRMN = Pengiriman
CUSTM = Pelanggan




Siklus pendapatan bertujuan untuk memfasilitasi pertukaran barang dan jasa yang dimiliki oleh perusahaan dengan kas yang dimiliki oleh konsumen. Dalam perusahaan yang masih nenggunakan system pemprosesan manual seluruh dokumen yang berbentuk hardcopy.Sistem pemprosesan terkomputerasi mungkin tidak membutuhkan dan menggunakan beberapa dokumen dalam bentuk hardcopy tetapi memanfaatkan on-line proformatted screen yang memberikan kemudahan bagi penggunanya.
Tujuan utama siklus pendapatan adalah untuk menyediakan produk yang tepat di tempat dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai.
Tujuan-tujuan khusus yang ingin dicapai perusahaan dalam pelaksanaan siklus pendapatan yaitu :
1. Mencatat permintaan penjualan secara tepat dan akurat
2. Memverifikasi kelayakan kredit konsumen
3. Mengirimkan barang atau memberikan jasa tepat waktu sesuai dengan perjanjian
4. Melakukan penagihan kepada konsumen pada waktu yang tepat dan dengan cara yang benar
5. Mencatat dan mengklasifikasikan penerimaan kas secara tepat dan akurat
6. Membukukan penjualan dan penerimaan kas kedalam akun konsumen dengan tepat
7. Mengamankan barang sampai dilakukan pengiriman kepada konsumen
8. Mengamankan kas sampai dilakukan penyetoran barang


Siklus Pengeluaran
Siklus Pengeluaran adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan data terkait yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan jasa.
tiga aktivitas bisnis dasar dalam siklus pengeluaran
1.   Memesan barang, Perlengkapan dan jasa (layanan)
Aktivitas utama pertama dalam siklus pengeluaran adalah memesan persediaan atau perlengkapan.
Aktivitas pertama dalam siklus pengeluaran adalah memesan persediaan atau perlengkapan. Keputusan penting yang dibut dalam langkah ini adalah mengidentifikasi apa, kapan, dan berapa banyak yang dibeli, dan dari pemasok mana akan dibeli. Dokumen yang dibuat dalam proses pemesanan barang adalah pesanan pembeliaan (purchase order).
a. Metode pengendalian persediaan tradisional ini sering disebut: kuantitas pesanan ekonomis (EOQ): Pendekatan ini didasarkan pada perhitungan jumlah optimal pesanan untuk meminimalkan jumlah biaya pemesanan, penggudangan dan kekurangan persediaan.
b. Metode-metode pengendalian persediaan alternatif :
- MRP (material requirement planning) : Pendekatan ini bertujuan mengurangi tingkat persediaan yang dibutuhkan dengan cara menjadwalkan produksi, bukan memperkirakan kebutuhan.
- JIT (just in time) : Sistem JIT berusaha untuk meminimalkan, jika bukan menghilangkan, baik biaya penggudangan maupun kekurangan persediaan.
2. Menerima dan menyimpan barang, Perlengkapan dan jasa (layanan)
Aktivitas bisnis utama kedua dalam siklus pengeluaran adalah penerimaan dan penyimpanan barang yang dipesan. Aktivitas kedua dalam siklus pengeluaran adalah penerimaan dan penyimpanan barang yang dipesan. Bagian penerimaan bertanggung jawab untuk mengecek dan menerima kiriman dari para pemasok. Dokumen yang dibuat dalam  proses penerimaan barang adalah laporan penerimaan barang adalah laporan penerimaan (receiving report)
Keputusan-keputusan penting dan kebutuhan-kebutuhan informasi:
a.       Bagian penerimaan mempunyai dua tanggung jawab utama:
-          Memutuskan apakah menerima pengiriman
-          Memeriksa jumlah dan kualitas barang
b.      Laporan penerimaan adalah dokumen utama yang digunakan dalam subsistem penerimaan dalam siklus pengeluaran, laporan ini mendokumentasikan rincian mengenai: setiap kiriman, termasuk tanggal penerimaan, pengiriman, pemasok, dan nomor pesanan pembelian. Bagi setiap barang yang diterima, laporan ini menunjukkan nomor barang, deskripsi, unit ukuran, dan jumlah barang yang diterima.
3.Membayar barang, Perlengkapan dan jasa (layanan)
Aktivitas utama ketiga dalam siklus pengeluaran adalah menyetujui faktur penjualan dari vendor untuk pembbayaran. Aktivitas ketiga dalam siklus pengeluaran adalah menyetujui faktur penjualan dari vendor untuk pembayran. Bagian utang usaha menyetujui faktur penjualan untuk dibayar dan kasir bertanggung jawab untuk melakukan pembayaran. Bagian utang usaha menyetujui faktur penjualan untuk dibayar. Kasir bertanggung jawab untuk melakukan pembayaran

Siklus Pengeluaran
Diagram aliran data pada sistem aplikasi pembelian
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTKOl7Rin3I4B_CacJSo0TGeUbFZVui1OM98_dC4DSNast-ynp5UINgLsRMRDFHiOQdNGQ9ArA2R3ouIlb4uv9uDBHVIxMxf65hkpCc92WXJCncznLrRimCvkS1eh9_ixr5bDJUVlornE/s320/pengeluaran.JPG

1. Permohonan
2. Pemberitahuan
3. Order Pembelian
4. Nota Pembelian
5. Nota Penerimaan
6. Pengiriman
7. Nota Penerimaan
8. Laporan Penerimaan
9. Pemberitahuan Penerimaan
10. Faktur
11. Faktur Disahkan
12. Paket Tanda Bukti
13. Pembayaran

Tujuan utama dalam siklus pengeluaran adalah untuk meminimalkan biaya total memperoleh dan memelihara persediaan, perlengkapan, dan berbagai layanan yang dibutuhkan organisasi untuk berfungsi.
Tujuan siklus pengeluaran:
- Memastikan bahwa semua barang atau jasa dipesan sesuai kebutuhan.
- Menerima semua barang yang dipesan dan memastikan barang tsb dalam kondisi baik.
- Mengamankan barang hingga diperlukan.
- Memastikan bahwa faktur berkaitan dengan barang atau jasa sah dan benar.
- Mencatat dan mengklasifikasikan pengeluaran dan pengeluaran kas dengan cepat dan akurat.
- Mem-posting kewajiban dan pengeluaran kas pada rekening supplier yang tepat pada buku besar dan buku pembantu hutang.
- Memastikan bahwa semua pengeluaran kas sesuai dengan pengeluaran yang telah diotorisasi

DIAGRAM APLIKASI SIKLUS PENDAPATAN DAN PENGELUARAN
Pada diagram aliran data (DFD) sistem aplikasi order penjualan memuat prosedur-prosedur yang tercakup dalam penerimaan dan pengiriman order pelanggan dan dalam menyajikan faktur-faktur yang menguraikan produk, pelayanan dan penilaian.

Sistem Piutang dagang
Piutang dagang adalah sejumlah nilai yang menjadi hak perusahaan sebagai akibat dari timbulnya transaksi penjualan secara kredit. Terdapat 2 pendekatan dasar dalam aplikasi piutang dagang yaitu :

a.       Pemrosesan akun terbuka: dibuatkan catatan terpisah untuk setiap faktur pelanggan. Pada saat nota pengiriman uang diterima, dicocokkan ke faktur-faktur yang belum dilunasi.

b.      Pemrosesan saldo: nota-nota pelanggan dbebankan ke saldo total piutang pelanggan dan bukan ke faktur-faktur pelanggan. Pengolahan piutang dagang merupakan hal yang sangat kompleks dalam suatu perusahaan. Perusahaan bidang keuangan skala besar baik itu asuransi atau perbankan dapat memiliki rekening piutang terpisah yang sangat besar jumlahnya. Terkadang timbul kendala permrosesan dalam hal waktu, sehingga tidak jarang perusahaan menggunakan kebijakan rencana penagihan bersiklus cycling billing plan), dimana arsip piutang dagang dipisahkan baik itu secara alfabet atau nomor rekening. Penagihan piutang dilakukan secara bertahap, misalnya dalam 1 bulan terbagi menjadi 3 atau 4 periode penagihan. Sehingga kebijakan ini secara tidak langsung juga mempengaruhi lancarnya arus kas masuk perusahaan. Karena biasanya pelanggan akan segera membayar hutang tidak lama setelah menerima surat tagihan dari perusahaan.


Kebutuhan Informasi dan Prosedur
SIA harus menediakan informasi operasional yang dibutuhkan untuk melakukan fungsi-fungsi berikut ini:
- Merespons pertanyaan pelanggan mengenai saldo akun dan status pesanan.
- Memutuskan apakah kredit pelanggan tertentu dapat ditambah atau tidak.
- Menentukan ketersediaan persediaan.
- Memutuskan jangka waktu kredit yang ditawarkan.
- Menentukan harga produk dan jasa.
- Menetapkan kebijakan mengenai retur penjualan dan garansi.
- Memilih metode untuk mengirim barang.

contoh informasi tambahan yang seharusnya SIA sediakan :
- Waktu respons terhadap pertanyaan pelanggan
- Waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi dan mengirim pesanan
- Persentase penjualan yang membutuhkan pemesanan ulang
- Kepuasan pelanggan
- Analisis pangsa pasar dan tren penjualan
- Analisis profitabilitas berdasarkan produk, pelanggan, dan area penjualan.



RUANG LINGKUP BATASAN Data Flow Diagram (DFD) :
Data Flow Diagram (DFD) :
Data flow Diagram (DFD) adalah diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari sistem. DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir (misalnya lewat telepon, surat, dan sebagainya) atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan (misalnya file kartu, harddisk, tape, diskette, dan lain sebagainya).
Simbol-sombol yang digunakan di DFD mewakili maksud tertentu, yaitu :
1. External entity (kesatuan Luar) atau boundary (batas sistem).
Setiap sistem pasti memiliki batas sistem (boundary) yang memisahkan suatu sistem dengan lingkungan luarnya. Kesatuan luar (external entity) merupakan kesatuan di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainya yang berada di lingkungan luarnya yang memberikan input atau menerima output dari sistem.
2. Data flow (arus data).
Arus data di DFD diberi simbol panah. Arus data ini mengalir diantara proses, simpanan, dan kesatuan luar.
3. Process (proses).
Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses.
4. Data store (simpanan data).
Merupakan simpanan dari data yang dapat berupa suatu file atau database di komputer, suatu arsip atau catatan manual dan lain sebagainya.



Sumber:
materi BAB 5_APLIKASI SIKLUS PEND & PENEL_-5.pdf
http://ajeng17.blogspot.com/2013/01/siklus-pendapatan-dan-pengeluaran.html
http://jajusuf.blogspot.com/2012/01/aplikasi-siklus-pendapatan-dan.html
http://abinugraha.blogspot.com/2013/01/aplikasi-siklus-pendapatan-dan.html
http://usahabinsar.blogspot.com/2012/11/aplikasi-aplikasi-siklus-pendapatan-dan.html
http://batakilyas.blogspot.com/2012/11/aplikasi-aplikasi-siklus-pendapatan-dan.html
http://hanafi-milanisti.blogspot.com/2013/01/aplikasi-siklus-pendapatan-dan.html
http://uhungmaa.blogspot.com/2012/01/tugas-ke-5-aplikasi-siklus-pendapatan.html`
http://ajeng17.blogspot.com/2013/01/siklus-pendapatan-dan-pengeluaran.html`
http://andriedwicn.wordpress.com/2011/01/06/siklus-pendapatan-pengeluaran-produksi-dan-keuangan-pada-software-aplikasi-myob-accounting/`
http://trisendi92.blogspot.com/2013/01/aplikasi-siklus-pendapatan-pengeluaran.html
http://mattochis.wordpress.com/category/sistem-informasi-akuntansi/
http://gomgomrevolution.blogspot.com/2012/10/aplikasi-siklus-pendapatan-dan_19.html
http://arlansandy-arlans.blogspot.com/2011/11/aplikasi-aplikasi-siklus-pendapatan-dan.html


Jumat, 06 Juni 2014

PENDAHULUAN STUDI KELAYAKAN BISNIS

 Pendahuluan Studi Kelayakan Bisnis


Studi kelayakan yaitu penelitian yang mendalam terhadap suatu ide bisnis tentang layak atau tidaknya ide tersebut untuk dilaksanakan. Studi kelayakan dapat dilakukan untuk menilai kelayakan investasi, baik pada suatu proyek maupun bisnis yang sedang berjalan.
Studi kelayakan bisnis adalah studi kelayakan yang dilakukan untuk menilai kelayakan dalam pengembangan suatu usaha
Studi Kelayakan Proyek adalah Studi kelayakan yang dilakukan untuk menilai kelayakan suatu proyek yang akan dijalankan. Atau penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil
·      Studi Kelayakan Proyek menyangkut 3 aspek:
1.   Manfaat ekonomis (manfaat finansial) bagi proyek itu sendiri: menguntungkan dibandingkan dengan risiko proyek
2.   Manfaat ekonomis bagi negara (manfaat ekonomi nasional): manfaat bagi ekonomi makro suatu Negara
3.   Manfaat sosial proyek bagi masyarakat sekitar.

·      Keberhasilan
1.   Terbatas (swasta): manfaat ekonomis suatu investasi
2.   Luas (pemerintah/lembaga non profit): manfaat bagi masyarakat luas (penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sumber daya, penghematan devisa, penambahan devisa)

·      Tujuan Studi Kelayakan
Proyek investasi umumnya menyangkut dana yang cukup besar dan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Studi diperlukan agar proyek tidak berhenti di tengah jalan atau tidak menguntungkan (gagal). Tujuan dilakukannya studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.
a.    Sebab kegagalan proyek
-    Kesalahan perencanaan
-    Kesalahan dalam menaksir pasar yang tersedia
-    Kesalahan dalam memperkirakan teknologi yang tepat
-    Kesalahan memperkirakan kebutuhan tenaga kerja
-    Pelaksanaan proyek tidak dapat dikendalikan
-    Faktor lingkungan (ekonomi, sosial, politik) yang berubah
-    Sebab-sebab di luar dugaan
b.   Hal-hal yang perlu diketahui dalam studi kelayakan
-    Ruang lingkup proyek
-    Cara kegiatan proyek dilakukan
-    Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan keberhasilan proyek
-    Sarana yang diperlukan proyek
-    Hasil kegiatan proyek dan biaya yang harus ditanggung untuk memperoleh hasil
-    Akibat-akibat yang bermanfaat maupun yang tidak
-    Langkah-langkah rencana untuk mendirikan proyek dan jadwal masing-masing kegiatan

c.    Faktor yang mempengaruhi intensitas studi kelayakan (mendalam mencakup berbagai aspek yang terpengaruh, hanya beberapa aspek saja, atau hanya bersifat informal)
-    Besarnya dana yang ditanamkan (semakin besar jumlah dana semakin mendalam studi dilakukan)
-  Tingkat ketidakpastian proyek (semakin sulit memperkirakan penghasilan penjualan, biaya, aliran kas, dll, makin hati-hati studi dilakukan)
- Kompleksitas elemen-elemen yang mempengaruhi proyek (setiap proyek dipengaruhi dan mempengaruhi faktor lain. Semakin kompleks faktor yang mempengaruhi proyek semakin hati-hati studi dikerjakan)
d.   Lembaga yang memerlukan studi kelayakan
- Investor (Pihak yang menanamkan dana atau sebagai pemilik perusahaan atau pemegang saham akan lebih memperhatikan prospek usaha atau tingkat keuntungan yang diharapkan dan risiko investasi yang dihadapi)
-   Kreditur/Bank (Kreditur/bank akakn lebih memperhitungkan segi keamanan dana yang dipinjamkan atau pola aliran kas selama jangka waktu pinjaman agar bunga dan angsuran pokok pinjaman bisa tepat waktu)
-    Pemerintah (Pemerintah lebih berkepentingan dengan manfaat proyek bagi perekonomian nasional seperti menghemat devisa, menambah devisa, atau memperluas kesempatan kerja)

Minggu, 01 Juni 2014

Jumlah uang beredar, Teori penawaran uang modern, Teori penawaran uang tanpa bank, dan Multiplier money

JUMLAH UANG BEREDAR


Menurut Iskandar putong (2007) uang beredar adalah keseluruhan jumlah uang yang dikeluarkan secara resmi baik oleh bank sentral berupa uang kartal, maupun uang giral dan uang kuasi (tabungan, valas, deposito).

Menurut Sadono Sukirno "uang beredar adalah semua jenis uang yang berada di perekonomian, yaitu adalah jumlah dari mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral dalam bank-bank umum."(1998).

Terdiri dari tiga pelaku; bank sentral, bank umum dan sektor swasta domestik. Interaksi terjadi antara penawaran uang oleh sistem moneter dan permintaan uang oleh sektor swasta domestik. 

Jenis-Jenis Uang Beredar di Indonesia terdiri dari :
·   Uang beredar dalam arti sempit (M1) yaitu kewajiban sistem moneter (bank sentral dan bank umum) terhadap sektor swasta domestik  atau penduduk meliputi uang kartal (C : Uang kertas dan uang logam dan uang giral (D : Uang Bank yaitu deposito yang disimpan dalam bank-bank umum, dan dapat dikeluarkan dengan menggunakan cek, giro, atau surat perintah lainya). Uang kartal dan uang giral atau Narrow Money yang memiliki sifat dapat dipakai sebagai alat pembayaran sewaktu-waktu atau setiap saat bila diinginkan, tidak terikat waktu dalam pemakaiannya. M1 inilah yg disebut dengan uang beredar.

M1 = C + D
                    Dimana:
        C         = Currency (uang kartal: kertas dan logam)
D         = Demand Deposits (uang giral: rekening koran/giro)

Pengertian uang beredar dalam arti lebih luas (Broad Money) adalah M1 ditambah dengan deposito berjangka dan tabungan milik masyarakat pada bank-bank.

·      Uang beredar dalam arti luas (M2) disebut juga Likuiditas Perekonomian yaitu kewajiban sistem moneter terhadap sektor swasta domestik meliputi M1 ditambah uang kuasi (QM)
Mekanisme Penciptaan Uang. Uang kuasi yang terdiri atas deposito berjangka tabungan, valuta asing milik swasta domestik, simpanan berjangka lain yang jangkanya lebih pendek termasuk rekening pasar uang dari pinjaman semalam antar bank (bank overweight). Uang kuasa ini adalah jenis uang yang tidak dapat dipakai setiap saat dalam pembayaran karena keterikatan waktu.

M2 = M1 + TD + SD
                  Dimana:
TD       = Time deposits (deposito berjangka)
SD       = Savings Deposits (Saldo Tabungan)

·      Definisi uang beredar yang lebih luas lagi adalah M3 yang mencakup semua TD dan SD, besar kecil, rupiah atau  dollar milik penduduk pada bank atau lembaga keuangan non bank (uang kuasa)

M3 = M1 + QM
Dimana:
            QM      = uang kuasa


Jumlah uang beredar (JUB) yaitu M1 (uang dalam arti sempit) yang terdiri dari uang kartal dan uang giral, dan M2 (uang dalam arti luas) yang terdiri dari M1 ditambah uang kuasi (Nilawati dalam Lily Prayitno dkk, 2002).

Jumlah uang yang tersedia disebut suplai uang (Money Supply). Dalam perekonomian yang menggunakan uang komoditas suplai uang adalah jumlah dari komoditas itu. Dalam perekonomian yang menggunakan uang atas unjuk, seperti sebagian perekonomian dewasa ini, pemerintah mengendalikan money supply: peraturan resmi memberi pemerintah hak untuk memonopoli pencetakan uang. Tingkat pengenaan pajak (taxation) dan tingkat pembelian pemerintah merupakan instrumen kebijakan pemerintah, begitu pula suplai uang kontrol atas suplai yang disebut kebijakan moneter (Moneter Policy) (Mankiw; 2000).
Laju pertumbuhan uang beredar (M1) dalam indikator perekonomian indonesia sering dikaitkan dengan tingkat inflasi. hubungan antara keduanya biasaanya bersifat positif/searah. Semakin tinggi laju pertumbuhan M1.

Selanjutnya posisi uang kartal dan uang giral dalam uang beredar dimaksudkan untuk melihat bagaimana perkembangan peranan uang kartal dan uang giral terhadap uang beredar. Dalam perekonimoan yang semakin maju terutama dalam hal lalulintas moneter, posisi uang giral semakin lebih besar dari pada uang kartal, Masyarakat dikota-kota besar akan cenderung menggunakan uang giral sebagai alat tukar atau alat bayar. untuk menentukan posisi uang giral dan uang kartal dapat digunakan rumus : PUk = Uk/M1 x 100%
(menunjukan posisi uang kartal), PU g = Ug/M1 x 100% (menunjukan posisi uang giral).
Pengertian lain tentang uang yang perlu dipahami adalah uang primer, yaitu uang yang diartikan sebagai uang yang diedarkan pemerintah yang dipegang oleh masyarakat dan bank-bank. Uang primer ini meliputi uang yg dipegang masyarakat sebagai alat bayar sehari-hari (uang kartal) dan uang serap yang dimiliki bank (uang tunai dibank dan deposito dibank sentral .

Rasio atau posisi uang beredar (M1) dan rasio atau posisi uang kuasi terhadap likuiditas perekonomian (M2) merupakan indikator permintaan masyarakat (aggregate demmand) terhadap barang dan jasa yang disediakan dipasar. Jika semakin rendah rasio M1 terhadap M2, dilain pihak semakin tinggi rasio uang kuasi terhadap M2 berarti permintaan masyarakat melemah sehingga inflasi akan cenderung turun dan sebaliknya.

Perubahan jumlah uang beredar (bertambah atau berkurang) dapat mempengaruhi aktivitas ekonomi dan keadaan perekonomian secara keseluruhan. Faktor-faktor yang menyebabkan  perubahan jumlah uang beredar adalah :
a.       aktiva luar negeri besih
b.      tagihan bersih pada pemerintah pusa
c.       tagihan pada lembaga/badan dan perusahaan-perusahaan Negara
d.      rekening khusus
e.       tagihan pada perusahaan dan perorangan
f.       simpanan berjangka dan tabungan dan faktor lainya bersih.

Sedangkan menurut Madura (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar Rupiah ada 4 yaitu:
1.         Perbedaan tingkat inflasi (harga-harga umum) antara kedua negara.
Perubahan pada tingkat inflasi relatif dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan internasional, yang akan mempengaruhi permintaan dan penawaran suatu mata uang dan karenanya mempengaruhi nilai tukar (kurs).
2.         Perbedaan tingkat suku bunga antara kedua negara.
Perubahan pada tingkat suku bunga relatif akan mempengaruhi investasi pada sekuritas asing, yang akan mempengaruhi permintaan dan penawaran akan mata uang dan karenanya mempengaruhi nilai tukar (Madura (2009).
3.         Tingkat pendapatan relative
Tingkat pendapatan akan mempengaruhi jumlah permintaan barang impor, maka pendapatan akan mempengaruhi kurs mata uang.
4.         Pengendalian Pemerintah
5.         Pemerintah dapat mempengaruhi kurs keseimbangan dengan berbagai cara termasuk dengan :
-       mengenakan batasan atas pertukaran mata uang asing
-        mengenakan batasan atas perdagangan asing
-       mencampuri mata uang asing (dengan membeli atau menjual mata uang)
-       mempengaruhi variabel-variabel makro seperti inflasi,suku bunga, dan pendapatan (Madura (2009)


Sumber :





TEORI PENAWARAN UANG MODERN


Dalam perekonomian modern digunakan sistem standart kertas dan sebagai sumber terciptanya uang beredar adalah otorita moneter (pemerintah dan bank sentral) dan lembaga keuangan. Otoritsa moneter sebagai sumber penawaran uang inti dan lembaga keuangan sebagai sumber penawaran uang sekunder. Jumlah uang beredar merupakan proses pasar, artinya hasil interaksi anatara permintaan dan penawaran, dan bukan ahanya pencetakan uang atau merupakan keputusan pemerintah saja. Apabila suatu waktu permintaan uang inti tidak sesuai dengan penawaran uang inti, maka para pelaku dalam pasar uang masing-masing akan melakukan “penyesuaian” berupa tindakan-tindakan (mengubah struktur/komposisi dari kekayaan) di sub-pasar uang inti sehingga terjadi keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Demikian juga jika terjadi ketidakseimbangan di pasar uang sekunder. Kedua sub-pasar ini harus mencapai keseimbangan secara bersama-sama.
Sebagai contoh, ketika pasar dalam posisi keseimbangan, pemerintah penambah penawaran uang inti kepada masyarakat (ada kenaikan gaji pegawai).Tambahan uang inti akan diterima masyarakat sebagai tambahan uang tunai (kartal). Hal ini dapat mengganggu keseimbangan karena masyarakat akan merasa terlalu banyak memegang uang tunai.
Misalkan tindakan penyesuaian yang dilakukan masyarakat adalah dengan menyimpan kelebihan tersebut dalam rekening giro, maka berarti bahwa cadangan bank menjadi lebih besar.
Bank pada gilirannya merasa kelebihan cadangan (uang tunai), dan bank mungkin akan menanamkan kelebihan cadangan tersebut dengan membeli SBI. Dalam transaksi tersebut, bank menerima SBI dan BI menerima uang tunai. Jadi, tmbahan uang inti oleh pemerintah, kembali ke BI sebagai otorita moneter. Uang kartal yang dipegang masyarakat tetap, tetapi ada tambahan uang giral, sehingga M1 bertambah.

Dalam dunia pertukaran modern, para produsen emas tidak mempunyai peranan moneter lagi karena dalam system standar uang kertas, sumber dari terciptanya uang beredar adalah otoritas moneter ( Pemerintah , Bank Sentral ( supplier uang inti) dan Lembaga keuangan/ perbankan (supplier uang sekunder) ). Pasar uang itu terdiri dari 2 sub-pasar  yaitu sub-pasar uang primer dan sub-pasar uang sekunder. Masing-masing mempunyai permintaan dan penawarannya, namun kedua sub tersebut sangat erat berhubungan satu sama lain. Sub-pasar uang primer bersifat lebih fundamental karena uang sekunder (giral) hanya bisa tumbuh karena ada uang primer. Uang sekunder (giral) diciptakan oleh bank berdasarkan atas uang primer yang dipegang bank (cadangan bank). Tanpa ada uang primer tersebut tidak akan bisa diciptakan uang Sekunder. Jadi kedua sub-pasar tersebut bisa dibedakan secara konsepsi tetapi jelas kiranya bahwa dalam kenyataan keduanya tidak terpisahkan satu sama lain.
Karena ke dua sub-pasar tersebut sangat erat terkait satu sama lain, maka para pelaku tersebut baru berhenti melakukan tindakan-tindakan penyesuaian hanya apabila permintàan dan penawaran di masing-masing sub-pasar mencapai keseimbangan secara bersarna-sama (simultan). Apabila pada suatu saat, katakan, sub-pasar uang inti mencapai ke seimbangan tetapi sub-pasar uang sekunder belum, maka keseimbangan yang sebenarnya belum tercapai. Di sub-pasar uang sekunder akan terjadi tindakan-tindakan penyesuaian yang mempengaruhi permintaan dan penawarannya. Perubahan pada permintaan dan penawaran uang sekunder (giral) pasti akan mempengaruhi permintaan dan penawaran uang inti. Jadi, sub-pasar uang inti yang tadinya sudah seimbang menjadi tidak seimbang, dan tentu kemudian akan ada tindakan-tindakan penyesuaian di sub-pasar ini. Proses penyesuaian ini akan terus terjadi (di kedua sub-pasar tersebut) sampai kedua sub pasar tersebut mencapai keseimbangan secara bersama-sama (simultan). Baru apabila keadaan ini tercapai, maka pasar uang secara keseluruhan mencapai keseimbangan yang sesungguhnya (equilibrium ).
1.      Pengertian Jumlah Uang Beredar Zaman Klasik
Sebagian ekonomi klasik mengartikan uang beredar sebagai uang kertas dan logam yang ada ditangan masyarakat karena hanya uang inilah yang benar-benar meupakan daya beli yang langsung digunakan atau dibelanjakan serta memengaruhi harga barang-barang
2.      Pengertian Jumlah Uang Beredar Ketika Peranan Bank Makin Berkembang
Pengertian jumlah uang beredar ketika peranan bank makin berkembang dibagi menajdi tiga, yaitu :
a.       Dalam Arti Sempit
Jumlah uang yang beredar merupakan seluruh uang kartal (uang tunai) yang dipegang masyarakat dan uang giral yang dimiliki perseorangan pada bank-bank umum.
b.      Dalam Arti Luas
Jumlah uang yang beredar merupakan uang beredar selain uang kartal dan giro yang dipegang masayarakat , juga termasuk deposito berjangka dan tabungan masyarakat (uang kuasi), karena tabungan dan deposito berjangka ini dapat diubah menjadi uang tunai sama dengan uang kartal, bahkan pada perekonomian yang makin banyak transaksi yang dilakukan melalui bank.
c.       Dalam Arti Paling Luas
Jumlah uang yang beredarjuga termasuk uang yang disimpan di lembaga keuangan lain bukan bank (bukan bank umum dan bank tabungan) asalakan memenuhi syarat sebagai uang, yaitu harganya tetap dan dapat diterima masyarakat secara umum (misalkan lembaga pembiayaan, ansuransi, dan pegadaian).


Sumber :






TEORI PENAWARAN UANG TANPA BANK


Teori ini menganggap seakan-akan perbankan tidak ada, kalaupun ada tidak mempunyai pengaruh terhadap proses penciptaan uang. Teori ini adalah gambaran ketika perekonomian masih menggunakan emas sebagai alat pembayaran& belum ada system perbankan yang mempengaruhi penggunaan alat tukar tersebut. Jumlah alat tukar ini (peredaran dan proses penawaran nya) di masyarakat berubah ubah sesuai dengan tersedianya emas di masyarakat. Ciri penawaran uang pada teori ini, yaitu harga emas bisa naik dan turun, uang beredar secara otomatis atau berdasarkan mekanisme pasar, dan tanpa campur tangan pemerintah.
Jumlah uang (emas) dapat turun apabila emas dikirim ke luar negeri untuk menutup defisit neraca pembayaran (impor), industri-industri yang menggunakan emas dalam proses produksinya menyedot emas yang ada. Juang beredar (emas) naik apabila ada surplus neraca pembayaran atau karena produksi emas meningkat.
Uang beredar benar-benar ditentukan oleh proses pasar, sedangkan pemerintah, bank sentral atau perbankan tidak mempunyai pengaruh terhadap besarnya uang beredar. Contoh sederhana : suatu perekonomian tertutup yang menggunakan emas untuk alat pembayarannya. Dalam hal ini uang hanya akan bertambah apabila orang memproduksi emas. Sedangkan produsen emas akan memproduksi emas hanya apabila menguntungkan, yaitu apabila harga emas di pasaran lebih tinggi daripada biaya produksinya.

Ciri penawaran/Supplay emas pada zaman tersebut :
·      Jumlah emas/alat tukar yang beredar ber ubah ubah ( bisa turun atau naik).
·      Jumlah emas turun apabila terjadi difisit neraca pembayaran luar negeri untuk pembayaran barang (dikirim keluar karena impor > ekspor ).
·   Terjadi perubahan jumlah emas ini juga bisa dikarenakan adanya peningkatan penggunaan emas untuk produksi lain ( perhiasan ).
·    Jumlah Emas juga akan naik jika terjadi surplus pembayaran luar negeri atau ditemukan tambang emas baru )
·     Uang beredar benar benar ditentukan secara otomatis oleh proses pasar diatas ( tidak ada campur tangan pemerintah/otoritas moneter yang melakukan kebijakan moneter )
·    Penambahan produksi emas ( di tambang dan di murnikan ) oleh produsen emas mengikuti hukum perilaku produsen/penawaran (mengikuti permintaan dan harga emas tersebut ) jika harga emas tinggi dibandingkan barang yang dipertukarkan maka produksi emas akan tinggi, namun kemudian jika suplay emas berlebih harga emas akan turun dan suplay nya akan berkurang )
·   Teory penawaran uang ( system emas ) belum berkembang dan masih dalam bentuk yang sederhana, karena tidak banyak memerlukan campur tangan untuk mempengaruhi jumlahnya


Sumber :





MULTIPLIER MONEY


1.   Untuk Uang Chartal
Pelipat/ angka pengganda uang biasanya nilainya lebih besar dari 1.

M1 =          1               B
c + r(1 – c)

dimana :
c      = C / M
C     = uang kartal yang dipegang oleh masyarakat umum di luar bank-bank
M    = Jumlah Uang Beredar
r      = R / D
R     = reserve bank
D     = uang giral yang diciptakan oleh bank – bank umum
B     = uang inti

2.   Untuk Uang  Giral
Multiplier juga digunakan untuk defenisi uang secara luas, yakni mencakup deposito berjangka atau time deposit (T). Perbedaan dari kedua multiplier (multiplier sederhana / kartal dan uang secara luas / giral) adalah adanya variabel t dan r2.

M1 = M + T = C + D + T

multiplier uangnya adalah :
M1 =          1    +    t           B
c + r1  (1 – c) + r2 t

dimana :
t        = T / M (ditentukan oleh perilaku masyarakat dalam hal berapa besar dari kekeyaannya akan dipegang dalam bentuk deposito berjangka (time deposit). Tingkat bunga yang diperoleh dari deposito berjangka dan tingkat inflasi akan mempengaruhi.Tingkat inflasi merupakan kerugian yang harus ditanggung oleh pemegang asset finansial termasuk deposito dan uang tunai)
T       = Time Deposit
M      = Jumlah Uang Beredar
r1      = reserve yang dipegang bank untuk menjamin (rekening Koran)
r2      = reserve yang dipegang atau ditentukan oleh perilaku bank untuk deposito berjangka (Dipengaruhi juga oleh faktor-faktor seperti tingkat bunga pinjaman bank, tingkat inflasi, cash ratio yang ditentukan oleh bank sental untuk deposito berjangka)
c       = C / M
C      = uang kartal yang dipegang oleh masyarakat umum di luar bank-bank
B      = uang inti

  
Sumber :