- Point Of
Sales Material
Begitu banyak merk
produk yg beredar di pasaran, sehingga sering menyebabkan konsumen menjadi
bingung menentukan pilihan. Apalagi bila penampilan serta mutu produk-produk
tersebut nyaris sama.
Dalam hal ini “point of sale material”
mungkin dapat digunakan sebagai peluang bagi pihak pengiklan dalam
berkomunikasi dengan konsumen. Point of sale material atau disebut juga point
of purchase material, bentuk komunikasi adanya suatu produk atau jasa tertentu
yang ditawarkan kepada masyarakat. Point of sale material yang baik merupakan
bentuk komunikasi bentuk komunikasi dunia bisnis yang vital dan sangat efisien
untuk mengiring minat pembeli, mengarahkan agar konsumen membeli produk dengan
merk tertentu. Point of sale material biasanya dipasang atau diletakkan di
tempat-tempat yang strategis didekat produk yang ditawarkan di took pengecer.
Bentuknya antara lain :
a. poster
b. display
c. shelf trip
d. hanging flag
e. leaflet
f.
dll.
Point of sale material yang
diciptakan bila tidak disertai kerjasama yang baik antara pihak pengiklan dan
pengelola took, maka upaya tersebut akan sia-sia. Pihak pengiklan harus mampu
meyakinkan pengelola took agar ditempat pengecer tersebut dapat ditempatkan
point of sale yang efektif
- Produsen
Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan Konsumen
Dalam dunia usaha
atau dunia bisnis, kita mengenal hubungan antara produsen dengan konsumen dalam
bentuk tidak langsung. Bentuk hubungan ini sangat ditentukan keberhasilannya
oleh barang-barang produk tersebut, disamping persoalan image atau citra maupun
kemampuan manajemen yang ada.
Sebagai konsumen
seringkali menghadapi keraguan, kebingungan dalam menentukan pilihan, hal ini
disebabkan terbatasnya pengertian dan pemahaman terhadap kemampuan barang untuk
memenuhi kebutuhannya.
Cara-cara memaksa,
menyudutkan konsumen tanpa memberi penjelasan yang benar tentang produk
tersebut dapat berakibat macetnya komunikasi antara produsen dan konsumen. Hal
ini disebabkan kekecewaan konsumen karena merasa tertipu oleh bujukan iklan
perusahaan tersebut. Agar komunikasi tersebut tidak menimbulkan antipasti
konsumen terhadap produk yang bersangkutan, perlu ditempuh langkah-langkah
perbaikan. Langkah awal yang harus ditempuh adalah mengetahui dan memperbaiki
kebiasaan komunikasi yang buruk, karena kebiasaan ini menjadikan konsumen
semakin pasif.
Kemudian langkah-langkah
selanjutnya adalah :
a. Jangan memberikan
alasan yang sama
b. Jangan menilai
kualitas produk secara berlebihan
c. Jangan menjatuhkan
produk sejenis dari perusahaan lain
d. Sampaikan
informasi yang sewajarnya
e. Tanggapi dengan
segera setiap keluhan konsumen
f.
Bertindak secara mantap
Jadi sebagai
produsen, tidak akan memaksakan kehendaknya terhadap konsumen, tetapi justru
sebagai produsen perlu menyesuaikan dengan keinginan dan kemampuan serta kebutuhan
konsumen, karena merekalah yang akan menyeleksi hasil produk
- Hubungan
Antar Inter – Industri
Satu aspek yang
sangat penting dalam dunia bisnis adalah hubungan antara satu industry dengan
industry yang lain, yang dinamakan inter industry relationship. Di dalam hal
ini digambarkan bahwa hasil dari suatu industry merupakan bahan bagi industry
yang lain.
Perubahan dari
suatu industry akan berpengaruh terhadap industry yang lain. Bila ada perbedaan
input, maka akan berpengaruh pada konsumen yang memakainya dan berakibat
berpengaruh terhadap pihak yang menjual input. Begitu pula sebaliknya bila
industry yang menjual bahan melakukan atau mengalami perubahan-perubahan
tertentu. Jadi, hal ini memiliki pengaruh timbal balik yang sesuai dengan
prinsip multiplier dalam teori dunia bisnis. Oleh karena itu, sangat perlu
untuk memiliki kemampuan kerjasama antar inter industry tersebut, agar dapat
menjamin hubungan komunikasi yang harmonis dan dinamis.
Dari gambaran
diatas dapat diketahui bahwa hubungan antar industry tersebut dapat dibedakan
sebagai berikut:
·
Hubungan langsung
·
Hubungan tidak langsung
·
Hubungan induksi
Dari berbagai bentuk hubungan
tersebut, pada dasarnya didorong oleh motivasi yang sama yaitu keuntungan.
Motivasi mendapatkan keuntungan inilah yang menentukan bentuk-bentuk hubungan
tersebut baik dari sudut jangka waktu, jenis maupun langkah-langkah yang
ditempuhnya
- Perilaku
Konsumen
Perilaku pembeli
sangat dipengaruhi oleh factor-faktor kebudayaan, social, probadi dan
psikologis. Jaringan komunikasi pada tingkatan yang paling potensial sebagai
pangsa pasar adalah instansi keluarga. Misalnya bagaimana sebuah iklan
menawarkan produk motor dengan memakai anak sebagai komunikator (dalam iklan
motor di sebuah televisi). Setelah menawarkan produk tersebut pada konsumen,
biasanya langkah berikutnya adalah melakukan suatu penelitian untuk mengukur
tingkat penerimaan masyarakat terhadap produk tersebut maupun institusi yang
menghasilkannya. Meningkatnya angka permintaan belum tentu merupakan indikasi
bahwa suatu produk telah diterima sepenuhnya. Boleh jadi kenaikan permintaan
hanya suatu efek saja dari kegiatan promosi yang gencar, sehingga permintaan
akan produk baru merupakan percobaan. Sifat pemakaian produk sekedar iseng,
mencoba, membuktikan omongan orang dan sebagainya.
Keberhasilan suatu
produk ditentukan oleh citra yang positif dari konsumen. Bila citra sebuah
prduk sudah tertanam, konsumen akan mengalami ketergantungan yang sangat kuat akan
produk tersebut. Oleh sebab itu, bila ekspansi pasar telah dilakukan, harus
segera dilakukan juga penelitian untuk mengetahui posisi produk dalam format
citra dalam masyarakat.
- Strategi
Komunikasi
Strategi
komunikasi yang digunakan dalam kegiatan bisnis mempunyai berbagai tujuan.
Selain memberikan informasi yang tepat agar komunikasi memperoleh gambaran yang
benar terhadap produk yang ada, komunikasi juga dimaksudkan untuk menghindari
efek-efek psikologis yang cenderung disertai prangska-prasangka yang
mengakibatkan tidak tercapainya saling pengertian. Komunikasi dalam definisinya
yang paling sederhana dikatakan sebagai proses transformasi informasi melalui
lambang-lambang. Komunikasi yang sesungguhnya merupakan salah satu cara yang
dapat dipergunakan oleh setiap orang untuk mencapai suatu konsensus, sehingga
memperoleh apa yang diinginkannya.
Dengan adanya
modernisasi teknologi di berbagai bidang telah membuat manusia menciptakan
alat-alat untuk mencapai keberhasilan komunikasi. Kita semakin tergantung pada
komunikasi karena komunikasi dapat dipergunakan untuk perjanjian, kebudayaan,
pengajaran, organisasi social dan untuk memenuhi kebudayaan material dan social
kita. Dengan kemajuan yang pesat di bidang ilmu dan teknologi, khususnya
teknologi media komunikasi dan teknologi informatika, kita harus mampu
memanfaatkan kedua bidang itu dalam rangka mencapai dan mengamankan
konsep-konsep dasar nasional kita. Dan upaya itu akan sangat tergantung pada
kualitas dan sikap mental manusia itu sendiri.
Dalam kebudayaan
masyarakat pra-industrial yang masih relative sederhana, ketika teknologi media
komunikasi masih belum cukup berkembang, komunikasi untuk menyampaikan ide-ide
pribadi cenderung terbuka dan dapat dilakukan oleh siapapun, dengan kesempatan
yang sama besar dan sama kecil. Akan tetapi, ketika teknologi canggih mulai
diintrodusir, kesempatan untuk berkomunikasi dikuasai oleh tangan kekuasaan
tertentu yang mampu membeli, merawat dan mengelola teknologi canggih yang mahal
tersebut.
Di sisi lain,
semakin berperannya organisasi dalam kehidupan social juga mengakibatkan
hambatan-hambatan komunikasi. Sistem hirarki dalam struktur social, baik makro
maupun mikro, mengakibatkan perbedaan dalam pembagian tugas, wewenang dan
tanggung jawab. Pada gilirannya system hirarki ini juga mengakibatkan
terhambatnya proses komunikasi. Di satu pihak, ada sebagian individu yang
memperoleh kesempatan luas untuk menyampaikan ide-ide dan bahkan menentukan
pengambilan keputusan karena suara atau gagasan tidak menentukan hasil consensus.
Secara psikologis, pola komunikasi seperti ini mendorong orang untuk bersikap
apatis yang berkepanjangan.
Ditinjau dari
sudut perubahan social, hirarki jelas sangat merugikan intitusi social,.
Pertama, partisipasi anggotanya berkurang. Kedua, etos kerja yang diwarnai oleh
semangat kreatif, inovatif dan inisiatif tidak terbentuk. Sebaliknya, bentuk
komunikasi top-down semacam ini cenderung menciptakan mental menunggu
saja.Ketiga, control yang efektif dari bawah tidak ada sehingga berbagai
penyimpangan atas system bila terjadi cenderung sukar untuk diperbaiki.
Keempat, bakat istimewa yang sebetulnya dimiliki oleh sejumlah individu
tertentu tidak dimungkinkan untuk tampil ke luar. Kelima, secara institusional,
problem solving menjadi kurang efektif, karena tidak adanya dialog antar
anggota komunitas.
Dalam kondisi
demikian, komunikasi cenderung gagal. Artinya, tidak terjadi suatu kumulasi ide
dan energy untuk merealisasikan pekerjaan-pekerjaan kolektif. Dan jika
komunikasi semacam it uterus berlangsung yang terjadi adalah breakdown
communication, yaitu komunikasi yang mengakibatkan penyimpangan tujuan yang
justru menciptakan benih-benih konflik. Pada gilirannya, proseskomunikasi
berjalan tanpa berpijak pada nilai-nilai moral dan kemanusiaan.
Manusia pada
akhirnya dituntu untuk mampu berkomunikasi secara efektif di tengah-tengah
komunikasinya, memilki ekistensi yang lebih baik. Individu perlu mengetahui
strategi komunikasi. Untuk terlebih dahulu harus dipahami apa itu komunikasi,
saluran-saluran apa yang dipergunakan dan keterampilan apa yang diperlukan
untuk mendukung keberhasilan komunikasi.
Beberapa hambatan
komunikasi:
1. Bahasa
2. Kebisingan
3. Teknik
4. Ketidaksamaan
ruang lingkup pengalaman
5. Ketidaksamaan
pengetahuan
Syarat-syarat agar
supaya komunikasi menjadi efektif:
1. Menciptakan
suasana komunikasi yanhg menguntungkan
2. Menggunakan bahasa
yang mudah ditangkap dan dimengerti
3. Pesan yang
disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan
4. Pesan dapat
menggugah kepentingan di pihak komunikan yang dapat menguntungkan
5. Pesan dapat
menumbuhkan suatu penghargaan atau reward di pihak komunikan
Selain itu diperlukan juga
sejumlah keterampilan penunjang dalam melakukan komunikasi yang efektif.
Keterampilan memecahkan masalah.
Langkah-langkah
antara lain:
1.
mengidentifikasikan masalah
2.
Menganalisis masalah,
3.
Menyusun criteria untuk menilai cara pemecahan dan akibat-akibatnya
4.
Menentukan pilihan serta mengadakan uji coba atas solusi yang terbaik.
Keterampilan menuangkan ide dalam
bentuk sistematis (dalam bahasa ini diutamakan keterampilan menulis untuk dapat
dipublikasikan lewat media massa cetak)
REFERENSI
kk.mercubuana.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar